1. KUTIPAN
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat/ide/gagasan
orang laing yang diambil dari sumber tertentu.Kutipan menyebutkan nama
(penulis/editor –cukup nama belakangnya saja), tahun terbit sumber referensi,
dan halaman yang dikutip. Contoh :
………………. (Ida, 1998: 20)
Ida (1998: 20) menyatakan ……
Menurut Ida(1998: 20) …………
Kutipan Langsung Pendek
Untuk kutipan langsung pendek, kutipan tidak melebih dari 4
baris. Kutipan diintegrasikan langsung dalam teks. Jarak baris
kutipan sama dengan jarak baris teks yang ada, yakni 2 atau 1½
spasi. Kutipan diapit dengan tanda kutip (“…”).
Contoh:
Mengenai memori jangka pendek, (1998: 20) Ida menyatakan “Memori jangka
pendek atau disebut sebagai memrori kerja menyimpan informasi yang dibutuhkan
dalam waktu singkat/sementara pada saat kita sedang melakukan suatu pekerjaan”.
Kutipan Langsung Panjang
Kutipan langsung panjang adalah kutipan yang terdiri dari 4 baris atau
lebih. Pada kutipan panjang, kutipan dipisahkan dengan badan teks. Kutipan
panjang berjarak 1 spasi. Biasanya, 2 atau 1½ spasi. Kutipan panjang tidak
selalu menggunakan tanda kutip. Boleh ada, boleh tidak. Seluruh kutipan
diletakkan menjorok ke dalam 5 –7 karakter. Jika terjadi, kutipan dalam
kutipan, gunakan tanda kutip tunggal/jamak.
Contoh :
Pada ilmu Interaksi Manusia dan Komputer, dikenal adanya istilah recency
effect. Berikut penjelasan Ida tentang recency effect :
“Hasil peneltitian menunjukkan bahwa kita lebih mudah jika diminta untuk
mengingat item yang baru diterangkan dibandingkan dengan item yang sudah
diterangkan. Hal ini dikenal dengan recency effect” (Sani, 1959: 7).
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang mengutip hanya ide pokoknya,
sedangkan bahasa kutipan dijelaskan dengan bahasa sendiri. Kutipan tidak
langsung diintegrasikan dalam badan naskah/teks. Jarak bagian kutipan sama
dengan jarak badan teks lainnya. Kutipan tidak langsung juga tidak
menggunakan tanda kutip.
Contoh :
Bentuk tulisan faktual yang berupa recount(penceritaan kembali) dalam media
massa sangat beragam. Hal ini disebabkan sejalannya tujuan penulisan sebuah
recount yang mengarah pada bentuk hiburan atau pemberian informasi (Callaghan
& Rothery, 1993: 53). Banyak rubrik surat kabar nasional yang menyediakan
tempat untuk pembaca untuk terlibat dalam komunikasi nasional yang dijalin
dalam bentuk artikel-artikel.
Kutipan memiliki banyak manfaat diantaranya :
- Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
- Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
- Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
- Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
- Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
- Meningkatkan estetika penulisan.
- Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan
penyuntingan naskah yang terkait dengan data
pustaka.
Kutipan juga memiliki kegunaan diantaranya :
- Sebagai Tinjauan Pustaka dalam penyusunan skripsi
- Sebagai referensi untuk mencari pengertian dalam penyusunan skripsi
dan penulisan ilmiah
2. DAFTAR PUSTAKA (10 Contoh Daftar Pustaka)
1. Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
2. BNSP, (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Kelas V.
3. Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Badan Penelitian Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Dikti.
4. Depdiknas. (2003). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas.
5. Depdiknas. (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
6. Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen, Dirpom Tk dan SD, BNSP.
7. Haryanto, (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
8. Hollands Roy, (1983). Kamus Matematika Departement of Mathematics Dundee Colloge of Education. Jakarta: Erlangga
9. Rahmat, et al. (2006). Belajar Matematika dengan Orientasi Penemuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: Sarana Pancakarya.
10. Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
2. BNSP, (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Kelas V.
3. Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Badan Penelitian Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Dikti.
4. Depdiknas. (2003). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas.
5. Depdiknas. (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
6. Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen, Dirpom Tk dan SD, BNSP.
7. Haryanto, (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
8. Hollands Roy, (1983). Kamus Matematika Departement of Mathematics Dundee Colloge of Education. Jakarta: Erlangga
9. Rahmat, et al. (2006). Belajar Matematika dengan Orientasi Penemuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: Sarana Pancakarya.
10. Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
3. Abstrak
Pengertian
Abstrak
merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan
ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak
diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak
dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut
Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi
ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk
memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis
abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih
banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.
ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak
diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak
dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut
Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi
ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk
memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis
abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih
banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.
Fungsi
·
Current awareness: memudahkan para pembaca
untuk mendapatkan informasi terbaru tentang suatu bidang yang diminati, tanpa
harus membaca seluruh isi dokumen
·
Menghemat waktu pembaca
·
Melanjutkan membaca atau tidak ?
·
Menghindari terjadi duplikasi tulisan
· Keyword : memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis
JENIS ABSTRAK
1.2. Abstrak Deskriptif
Sebagai abstrak
deskriptif, Abstrak hanya menyajikan uraian yang sangat singkat tentang isi
tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas dalam aspek-aspek yang tercakup pada
tulisan itu sendiri. Dengan kata lain, untuk menjelaskan gagasan utama yang
terdapat pada tulisan, Abstrak cukup disusun dalam kalimat tunggal sehingga
Abstrak tidak memerlukan perincian yang bersifat detil ataupun contoh-contoh
yang bersifat ilustratif. Pandangan penulis tentang karyanya pun tidak akan
tampak dalam Abstrak. Pendek kata, pada Abstrak penulis hanya menyajikan
hal-hal yang bertalian dengan topik atau menyajikan semata-mata tentang
problematika yang terdapat dalam tulisannya.
1.3. Abstrak Informatif: Ringkasan
(Precise)
Ringkasan merupakan
penyajian singkat tentang isi tulisan dengan memperlihatkan urutan dari isi
atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam bentuknya yang singkat itu,
urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara proporsional. Pada
prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah tampak dan
problematika berikut upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan berurutan
sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam
ringkasan.
1.4. Abstrak Informatif: Ikhtisar
(Summary)
Abstrak yang
berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat
kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian.
Sebagai salah satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat
tentang isi tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti
halnya pada ringkasan. Dengan demikian, problematika dan upaya pemecahan yang
tersaji dalam tulisan dijelaskan secara ringkas dan bebas tanpa memberikan
penjelasan mengenai isi dari seluruh tulisan secara proporsional. Ilustrasi pun
kadang juga diperlukan dalam sebuah ikhtisar.
1.5. Panjang Abstrak
Tidak terdapat
patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun ikhitisar namun
bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya apabila jumlah
halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk ringkasan atau ihtisar
dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Jumlah halaman X baris setiap halaman X
kata dalam dalam satu baris.
(
250 X
25
X
9
)
= 56.250 kata
maka jumlah halaman ringkasan atau
ikhtisar yang dibutuhkan adalah :
56.250 : (25X9) = 250 kata = ± 1,1
halaman berukuran kuarto dalam 1 spasi atau ±2,5 halaman dalam 2 spasi pada
kertas berukuran kuarto
Patokan untuk
menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata dalam satu baris
seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar masyarakat
ilmiah bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran PICA pada
mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times New Roman 12 pada program
pengolah kata MS Word dan sejenisnya.
Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar
seperti di atas hanyalah gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat
karena yang penting adalah ukuran dan keseimbangan proporsional dengan besar
tebal tipisnya sebuah tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar